Postingan

Teruntuk Sahabatku, Nadila Amilia Putri

Halo Nad, maaf sangat terlambat untuk balas suratmu. Bagaimana istirahatmu? Aku yakin kamu jaaaaauh lebih tenang di sana. Maaf Nad, aku belum sempat mengunjungimu. Kamu yang selalu mengerti kan egois dan ambisiku, ya, aku habis disibukkan dengan penyelasaian studiku.  Nad, bangga nggak? Skripsiku sudah selesai, iya, skripsi yang kita cari topiknya bareng di Imba waktu itu. Aku sudah selesai sidang, Nad. Aku bisa survive, Nad. Aku yakin banget, dengan kemampuanku yang pas-pasan ini pasti ada andil atas doamu. Satu bulan kemarin berat banget tau, Nad. Coba ada kamu, ya, yang bantuin belajar ukom. Yang bisa aku ajak diskusi masalah skripsi hehe mungkin aku gabakal dibantai kali, ya? Kamu kan pinter. Rasanya pengen peluk kamu waktu tau aku lulus. Gatau lagi aku harus makasih kaya apa sama kamu yang udah ada di hidupku.  Nad, jangan pernah merasa bersalah ya ninggalin aku? Biarin rasa bersalahnya ada di aku aja yang gapernah ada buat kamu. Terimakasih ya, Nad, selalu berusaha ada. Oya, b

Kepada yang Pernah Menjadi Pertama dan Utama

Mati-matian aku menggenggam dan menjaga, rasanya seperti baru kemarin, tiba-tiba dirampas begitu saja. Tanpa penjelasan, tanpa berpamitan, tanpa persiapan. Mungkin ini cara semesta untuk merayakan, yaitu dengan pembelajaran. Februari biasanya adalah bulan favoritku karena dipenuhi oleh orang-orang terkasih. Kali ini berbeda. Beranjaknya usiaku, mungkin Tuhan ingin aku lebih belajar akan sesuatu. Rasanya baru kemarin, aku merasakan ditutupnya 2019, tahun kelam, penuh kelelahan, dan kegagalan. Akan tetapi, tahun hanyalah permainan pembagian waktu, Januari tidaklah mudah, Februari aku terengah-rengah. Tuhan, apa yang Kau rencanakan kali ini? Kepalaku pening, dipaksa memutar otak merangkai kejadian yang sudah aku alami. Tetapi, badai akan tetap terjadi jika memang dikehendaki, kan? Aku memaki-maki, menangis, lalu berserah diri. Sadar akan tuntutan kegiatan, aku tidak bisa menghilang dari peradaban. Sungguh, ini melelahkan sekali. Harus mengurusi tiap kepala, sedangkan aku seorang diri se

Ketika Pembuka Mematahkan Beberapa Harapan

Musim hujan sebentar lagi usai. Sudah hampir satu bulan, aku dan langit menangis akan kehilanganmu. Ya, blog ini kehilangan satu pembaca kepercayaannya. kamu apa kabar? Pastinya lebih tenang ya, di sana? Aku percaya Tuhan Maha Adil akan memberikanmu kedamaian atas segala kebaikanmu selama hidup, Nad.  Hari-hari berjalan semakin berat aja, terkadang aku merasa seperti tidak mampu. Rasanya seperti kebahagiaan datang dengan begitu cepat. Aku benar-benar berjalan mencari alasan. Beberapa kali tidak bisa tertidur dan bertanya, "Mampu enggak ya?"  Ketika seseorang mematahkan harapanku, ketika kehidupan berjalan menjauh dari tujuan, dan ketika ketakutan lebih menghantui pikiran, mungkin yang bisa aku lakukan hanyalah berdiri bersiap untuk mendapatkan pelajaran. Baik, belajar apa lagi kali ini? Mempelajari karakter satu dua manusia, sedih ternyata lagi-lagi aku merasa dikecewakan. Kukira seiring beranjaknya usia, hati-hati sudah cukup untuk tidak membuat hal buruk terulang. Aku belaj

Destinasi Terakhir

Sampai juga pada penghujung 2019. Dulu, saat memulai tahun ini, aku sudah beranggapan bahwa segalanya tidak akan berjalan dengan mudah. Ya, kali ini kapalku akan segera berlabuh, sudah koyak dan rusak, kosong ー habis perbekalan, hilang tujuan. Aku nggak tahu apa yang telah digambarkan semesta untuk perjalanan selanjutnya. Apakah dengan perbekalan yang sama atau malah semakin sedikit saja? Apakah ditemani dengan insan-insan lama atau malah berjalan seorang diri mengembara? Ya, yang aku tahu, semesta punya caranya sendiri untuk menunjukkan. Ia maha baik dan benar.  Aku menangis. Tahun ini memang sangat tidak mudah. Gagal dan pergi sepertinya adalah makanan yang aku hadapi sehari-hari bahkan di penghujung tahun ini. Berharap dan kecewa sepertinya sudah menjadi pasangan yang melekat. Berencana dan berusaha sepertinya hanya menjadi angin yang berhembus saja. Tetapi, aku tidak menyesal. Terima kasih, karena telah memberikan pelajaran baru dalam kehidupan. Akan tetapi, untuk taha

Sepenggal Doa Teruntuk Para Insan yang Pernah Memiliki Cerita Bersama

Tuhan, terima kasih telah menjagaku,  tak peduli akan keras kepala dan egois atas emosi pada usia itu; dan juga, terima kasih telah memelukku melalui orang-orang terkasih, sebagai penghangat atas kesendirianku di kota dingin ini. Tuhan, tetapi bolehkah aku untuk sedikit memohon? yakinkan bahwa posisi ini bukanlah kesalahan, bersama kesulitan, keputusan, dan kehilangan. karena Tuhan,  ya, aku mengerti betul hidup ini tidak melulu tentang kebahagiaan, tapi aku tidak tahu bab tentang menguatkan, ajarkan aku, Tuhan. Bagaimana aku bisa menguatkan pabila dalam diri masih sangatlah lemah dan payah? Tuhan, bahagiakanlah orang-orang yang bersamamu dalam perputaran waktu, mudahkanlah jalannya hingga mencapai titik yang memang sudah cukup untuk bertemu, peluklah mereka beserta belaian lembut ketenangan jiwa dan pikiran yang terdalam. Karena aku, merasa lebih pandai menyakiti daripada menyayangi, melukai daripada mendampingi,  mendengarkan daripada memberi solusi, bahkan

Sedikit Jelajah Kembali pada Masa Penuh Asa Sebelum Dewasa

Gambar
Semalam, iseng-iseng buka folder lama putih abu-abuku. Lucu juga ya, jadi pengen berbagi beberapa. Mari mengingat, dan menertawakan masa-masa penuh kejayaan pun pelajaran ini. gapernah niat pramuka, kalo apel iya foto aja. (pose favorite: nyengir kuda) masa-masa bel pagi bukannya masuk kelas tapi perpus .  masa berjaya nih, makan tiap hari pake duit sekolah mulu,  tapi tertekan juga. masa jadi budak event dan badmood setiap hari mpe muka sejelek itu.  hobi: ngemper  pusing di joglo sekolah. masih jaman-jamannya budak event.  kali ini event sebelah & lumayan kaya jadi bisa makan-makan. kelas 10 nih, masih edisi budak event hahaha ya maap emang gitu muka. waktu awal-awal udah dibolehin bawa motor, hobi banget balik malem terus keujanan. besoknya sakit, terus bisa bolos kelas di uks.  mencoba membiasakan berpikir maju sejak dini memang~ nyatuin dua gep dari ipa & ips, biar banyak sumber gosipnya. percayalah, kita

Malam Minggu, Keputusan, Pikiran, dan Pesan untuk Kawan

selamat, teruntuk insan yang bertahan dan melawan. semua tahu, ego dalam diri itu tidak mudah dipatahkan. begitu pula mimpi-mimpi yang dinomorduakan.  selamat, teruntuk insan yang kuat dan tak mudah digoyahkan. bahkan pohon yang kuat pun bisa tumbang karena tertiup angin yang kencang. aku mengucapkan selamat pun semangat teruntuk yang baru mulai dan terkhusus bagi yang melanjutkan perjalanan. kapal ini akan goyah pun patah layar ketika tidak dikayuh bersama.  tidak akan berlabuh semestinya ketika satu tujuan hanya fana di dalamnya. aku mohon, badai ini besar pun kuat, jangan pergi pun menenggelamkan diri. aku di sini juga masih mencoba menyesuaikan diri. berbicara tentang ikhlas dan segala macamnya adalah hal yang terakhir. ya, karena yang pasti, kapal rapuh dan koyak ini harus berangkat sekarang atau tidak sama sekali.